Selasa, 27 Desember 2011

Kajian Korea

Istilah kajian Korea muncul setelah tercapainya kemerdekaan nasional pada tahun 1945,
dengan adanya upaya-upaya dari komunitas akademik untuk mengembangkan penelitian
mengenai Korea, meliputi sejarah, masyarakat, budaya, serta sistem politik Korea.
Penelitian akademik telah ditekan atau didominasi oleh sudut pandang Jepang
selama 35 tahun masa penjajahan Jepang.

Dengan semakin banyaknya para ilmuwan asing yang terlibat dalam kajian Korea pada
dekade-dekade terakhir ini, pemerintah telah mendukung kegiatan penelitian dan
pendidikan melalui Akademi Kajian Korea yang didirikan pada tahun 1978 serta
Program Pascasarjana Kajian Korea, yang dibuka dua tahun kemudian sebagai bagian dari
Akademi Kajian Korea. Sampai bulan Februari 2006, akademi milik pemerintah ini telah
menghasilkan 466 lulusan dengan gelar magister dan 200 dengan gelar doktor dalam tujuh
disiplin ilmu yang berbeda – sejarah, filsafat dan etika, bahasa dan kesusastraan, kesenian,
kebudayaan dan agama, politik dan ekonomi, kemasyarakatan dan pendidikan.


Konferensi internasional dalam bidang Kajian Korea


Kelas-kelas budaya membantu mahasiswa-mahasiswa asing untuk
mampu menguasai musik tradisional Korea
Sepanjang tahun perkuliahan, akademi ini memiliki 201 mahasiswa Korea dan mahasiswa
asing yang terdaftar pada program-program magister dan doktor. Lulusan asing akan kembali ke
negara asal mereka di mana mereka bekerja sebagai dosen atau peneliti dalam bidang kajian Korea.
Di luar negeri, kajian Korea telah banyak menarik perhatian, dan kuliah-kuliah yang berhubungan
dengan kajian Korea kini terdapat di 735 universitas di Cina, Jepang, Amerika Serikat, Rusia,
Perancis, Jerman, Thailand, Vietnam, Polandia, Denmark, Swiss, Ukraina, Hongaria, dan di negara-negara lain.

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More